Arus deras hidup ku
Kehidupan tetap berjalan dengan sendirinya, berliku, berombak, bersimpang, berakhir kan tiba.
Sejenak terhenti
Terbayanglah bagaimana
Pengembaraanku bermula
Seringkali,
Tiada ungkapan buat alasan,
Tiada tangis buat simpati,
Tiada tangan buat dakapan,
Tiada mata buat renungan.
Jenuhku mendengar
Kata-kata manis
Bukannya sekali
Janji menjadi dusta
Amali simpang berliku
Hanya beduk ditangga
Sabar,
Tabah bersama iman,
Mengukuhkan perjalanan,
Mengharungi kehidupan.
Terhenti tangisan bersama jiwa sendiri,
Bangun jatuh bersama keyakinan,
Jelajah setiap penjuru bumi Tuhan
bersama redha dalam tangisan.
Jauh sudah langkah hidup ini,
Segala menjadi tanda tanya
Inikah suratan tangan ku?
Arus deras hidup ku?
Malam tiada bintang,
Siang tanpa mentari,
Harapan tiada pasti.
Setelah terjerat dalam dilema
Ku mengerti
Bagaimana sukarnya
Mengenal hidup ini
Kini ku fahami
Dia sering memerhati,
Dia sering mendengar,
Dia sangat mengasihi,
Dia teguh bersama,
Dia pencinta sejati,
Dia, Tuhanku
Pentadbir langit dan bumi.
Hanya satu keyakinan ku,
Suatu masa,
Bintang kan bersinar,
Siang kan bercahaya,
Malam kan diterangi bulan,
Menerpa hidup ku
Jelma kebahagiaan ku.
Pengembaraan hidup ku kan terhenti
Hilang sudah langkah ku
Hilang sudah suara ku
Hilang sudah bayangan ku
Terputus dan berakhir
Menanti undangan Tuhanku
Mungkin sedetik lagi
Mungkin esok hari.
Segala berkemungkinan
Pasti dan pasti diri ini
Kan menerima undangan Tuhanku
Diri ini dibawa bersama Tuhanku
Di tetapkan tempat bagi ku
Lena tiada bermimpi
Berakhir sudah
Hilangku dalam arus deras